Saling Bergandengan Tangan, Kunci Sukses Mengembangkan Produk Papua
Berita Baru, Jakarta – Nowela Elizabeth Auparay penyanyi Indonesia Idol menengarai bahwa kunci sukses agar produk lokal Papua bisa berkembang adalah saling bergandengan tangan.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) ini, Nowela membeberkan bergandengan tangan di sini bisa dipahami dalam beberapa hal.
Pertama, promosi melalui para influencer dari Papua via akun medsos pribadinya. “Sepertinya kita perlu menggandeng mereka, utamanya influencer dari Papua sendiri,” ungkapnya pada Kamis (26/8).
Kedua, menurut Nowela sebenarnya tidak lewat influencer pun bisa, yakni melalui akun media sosial masing-masing masyarakat Papua khususnya para pemudanya.
“Sekarang kan sudah zaman media sosial, jadi ketika masing-masing dari kita mengunggah produk Papua dan bangga menggunakannya di akun kita masing-masing, maka itu sudah lebih dari promosi,” kata Nowela dalam diskusi yang dipandu oleh Sarah Monica ini.
Ketiga, pentingnya meningkatkan kesadaran bersama tentang cinta pada Papua, pada produk Papua, dan semacamnya.
“Poin ini yang paling mendasar ya. Dengan menanamkan kebanggan semacam ini, dengan tanpa digiring pun, teman-teman akan dengan senang hati ikut serta mempromosikan produk papua,” jelasnya.
Nowela mengaku, mengapa promosi tersebut perlu karena memang produk papua adalah produk unggulan. Apa saja yang dilahirkan dari hutan Papua, tegasnya, pasti adalah yang berkualitas dan tidak kalah dengan produk luar negeri.
“Saya tumbuh dan berkembang di Papua, sering keluar masuk hutan Papua, jadi saya paham bagaimana kualitas produk yang dihasilkan darinya,” ucap Nowela dalam Podcast bertajuk Semangat Mengembangkan Produk Asli Papua ini.
Tantangan di Balik Pengembangan Produk
Di sisi lain, dalam seri ke-2 sesi Podcast Kolaborasi Pasar Produk Pangan Papua yang merupakan bagian dari Festival Torang Pu Para Para ini, Endang Sri Agustini Manager Program PUPUK untuk Pengembangan Masyarakat Papua mengulas bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam kerja di atas.
“Tantangannya lebih pada bagaimana membuat para pelaku bisnis di Papua, khususnya yang di bawah pendampingan PUPUK, bisa menyesuaikan dengan kebiasaan formal,” ujar Endang dalam Podcast yang ditayangkan langsung di kanal Youtube Asmat Papua Official, Youtube Beritabaruco, dan Facebook Beritabaru.co ini.
“Kebiasaan formal ini maksudnya adalah kebiasaan untuk sampai di tempat usaha pukul 8 pagi misalnya, yang sebelumnya para mama Papua terbiasa di dapur dengan aturan waktu yang relatif bebas,” imbuhnya.
Itu hal pertama yang menurut Endang adalah tantangan, sedangkan yang kedua lebih pada mengelola keuntungan bisnis.
Bicara bisnis, kata Endang, tidak saja tentang punya modal, mengulak, menjualnya, dan lantas mendapatkan untung. Namun, di dalamnya juga dibutuhkan kemampuan untuk mengelola uang agar bisnis yang dijalankan bisa berkelanjutan.
“Untuk peran kedua ini, kami komitmen untuk melakukan pendampingan intensif, seperti mendampingi teman-teman yang menjahit, membuka bisnis laundry, dan semacamnya,” kata Endang.
Di Papua, berdasarkan pemaparan Endang, PUPUK lebih fokus pada pendampingan pengembangan jasa di bidang non-hutan, seperti produksi kaos, kemampuan menjahit, dan membuka laundry.